Jumat, 07 Oktober 2011

Lebih lengkap


Jumat, 07 Oktober 2011


OBAT TRADISIONAL

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang terbuat dari tumbuhan, hewan, mineral, atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut yang diolah secara tradisional dan telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan.
Bentuk yang paling populer dari obat tradisional adalah dengan menggunakan herbal (tanaman obat). Obat tradisional seperti herbal  terdiri dari beberapa golongan. Mari kita cermati masing-masing jenisnya.

Obat Tradisional dan Penggolongannya

Obat tradisional berupa herbal dapat digolongkan menjadi 3 macam, antara lain:
  1. Jamu.
    Obat bahan alam yang sediaannya masih berupa simplisia sederhana. Khasiat dan keamanannya baru terbukti secara empiris secara turun-temurun. Bahan-bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian tanaman, bukan hasil ekstraksi/isolasi bahan aktifnya saja.
  2. Herbal terstandar.
    Bentuk sediaan obat sudah berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi. Herbal terstandar harus melewati uji praklinis seperti uji toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmokologi dimanik (manfaat), dan teratogenik (keamanan terhadap janin).
  3. Fitofarmaka.
    Herbal terstandar yang sudah melewati uji klinis (telah diujikan pada manusia).
Saat ini, obat tradisional semakin banyak diminati karena ketersediaan dan harganya yang terjangkau. Selain itu, menurut beberapa penelitian obat tradisional tidak banyak menimbulkan efek samping seperti obat kimia, bahkan ada yang tidak menimbulkan efek samping sama sekali asalkan digunakan secara tepat.


REFERENSI OBAT HERBAL

Jenis tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat herbal ada beraneka ragam, misalnya, Temulawak yang sudah terkenal khasiatnya dalam pengobatan hepatitis, Jahe untuk mengatasi masuk angin, Daun Katuk untuk melancarkan ASI, dan masih banyak tanaman jenis lainnya yang sudah diketahui dapat digunakan dalam pengobatan.
Berikut ini adalah referensi beberapa herbal yang dapat Anda pertimbangkan sebagai solusi yang aman bagi kesehatan Anda.

Referensi Obat Herbal

Sarang Semut
Salah satu herbal yang paling diminati saat ini, Sarang Semut, merupakan tanaman obat asal Papua yang sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman.
Sebenarnya, secara turun-temurun Sarang Semut telah digunakan sebagai tanaman obat multikhasiat oleh masyarakat pedalaman bagian barat Wamena, Papua, seperti suku-suku di Bogondini dan Tolikara
Dan sekarang hasil penelitian modern mendapati bahwa tanaman ini mengandung senyawa aktif penting yang dapat digunakan dalam pengobatan berbagai jenis penyakit ringan hingga berat.
Dengan berbagai kandungan senyawa aktif yang dimilikinya, Sarang Semut terbukti berkhasiat mengatasi berbagai jenis penyakit seperti asam urat, wasir/ambeien, TBC, diabetes, stroke, hipertensi, lever, asam urat, jantung koroner, berbagai jenis tumor dan bahkan kanker, penyakit yang paling ditakuti pada abad ini.
Minum Obat herbal sekitar 1 jam sebelum makan karena dalam keadaan tersebut tubuh belum tercampur zat-zat lain dan akan mempercepat penyerapan khasiat obat tersebut (Bagi penderita gangguan lambung, disarankan meminum ½ - 1 jam sesudah makan). Konsumsi sesuai dengan dosis dan anjuran yang ditetapkan herbalis. Jika mengombinasikan obat herbal dengan obat konvensional (obat medis), beri selang waktu 1-2 jam.
Pola hidup dan pola makan yang sehat. Selama proses pengobatan, adalah bijak untuk menerapkan pola hidup sehat yang mencakup pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, cukup tidur, dan pengelolaan stres yang baik karena apa yang sedang Anda pikirkan dapat berpengaruh besar pada tubuh Anda. 
Noni Juice
Survei yang dilakukan oleh Dr. Neil Solomon terhadap 25.314 pengguna sari buah Noni dari 80 negara dengan melibatkan 1.227 ahli kesehatan menunjukkan bahwa sari buah Noni berkhasiat membantu pemulihan sejumlah penyakit seperti kanker, sakit jantung, stroke, diabetes tipe 1&2, lesu, peningkatan daya seksual, penguatan otot, kegemukan (obesitas), tekanan darah tinggi (hipertensi), perokok, artritis, nyeri, depresi, alergi, masalah pencernaan, masalah pernapasan, aulit tidur (insomnia), lemah konsentrasi, peningkatan perasaan sehat, kestabilan mental, sakit ginjal, dan stres.
Tongkat Ali
Bagi para pria, Tongkat Ali dapat menjadi pilihan tepat untuk mendapatkan tubuh yang bugar, meningkatkan stamina dan gairah seksual, mengatasi disfungsi seksual sekaligus meningkatkan kemampuan seksual Anda. Sejak masa lalu Tongkat Ali telah digunakan sebagai obat herbal peningkat gairah seksual dan untuk mengatasi berbagai disfungsi seksual dalam pengobatan tradisional.
Kini para ilmuwan juga mendapati keampuhannya dalam mengatasi disfungsi seksual. Ada begitu banyak penelitian yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa Tongkat Ali paten dalam meningkatkan kemampuan seksual dan kejantanan.
Sebagai obat herbal, Tongkat Ali tidak memiliki efek samping yang didapati pada obat-obatan lain yang mengandung bahan kimia, yang mengandung steroid anabolik dan testosteron buatan yang dapat berbahaya bagi kesehatan jantung dan mengakibatkan penyusutan alat vital pria.
Informasi mengenai 3 jenis herbal di atas hanya merupakan referensi yang dapat Anda pertimbangkan karena sebenarnya masih ada banyak lagi tanaman obat yang dapat Anda manfaatkan untuk pengobatan.
Namun, seperti semua produk kesehatan, obat herbal hendaknya digunakan dengan kewaspadaan, pengetahuan dan tentu saja keseimbangan. Tips-tips berikut dapat membantu Anda selama proses pengobatan.

Tips Konsumsi Obat Herbal

  • Minum Obat herbal sekitar 1 jam sebelum makan karena dalam keadaan tersebut tubuh belum tercampur zat-zat lain dan akan mempercepat penyerapan khasiat obat tersebut. Bagi penderita gangguan lambung, disarankan meminum ½ - 1 jam sesudah makan.
  • Konsumsi sesuai dengan dosis dan anjuran yang ditetapkan herbalis.
  • Jika mengombinasikan obat herbal dengan obat konvensional (obat medis), beri selang waktu 1-2 jam.
  • Pola hidup dan pola makan yang sehat. Selama proses pengobatan, adalah bijak untuk menerapkan pola hidup sehat yang mencakup pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, cukup tidur, dan pengelolaan stres yang baik karena apa yang sedang Anda pikirkan dapat berpengaruh besar pada tubuh Anda.
Dengan mencamkan berbagai anjuran dan rekomendasi seputar herbal obat herbal dapat dijadikan salah satu pengobatan alternatif yang aman dan efektif. Doktor Logan Chamberlain, penulis sebuah buku tentang suplemen herbal, berpendapat, ”Hampir setiap laporan pada tahun-tahun terakhir mengenai efek berbahaya dari herbal berasal dari kasus orang-orang yang tidak mengikuti petunjuk." Jadi, jangan pernah mengabaikan petunjuk penggunaannya.


PERTIMBANGAN PENGOBATAN DENGAN HERBAL

Ketika Anda mempertimbangkan untuk menggunakan obat herbal baik untuk diri sendiri atau orang tercinta, mungkin dalam pikiran Anda akan terlintas sejumlah fakta-fakta berikut.
Beberapa penelitian telah meneguhkan  bahwa obat herbal dapat menjadi solusi pengobatan yang aman dan tanpa resiko.
Tapi, mungkin Anda juga pernah mendengar atau bahkan menyaksikan sendiri pengalaman beberapa orang yang mengonsumsi obat herbal dan gagal memperoleh kesembuhan yang diharapkan. Bahkan ada yang merasa bahwa penyakitnya bertambah parah.
Setelah memikirkan hal-hal itu, mungkin  Anda akan merasa bingung. Namun, reaksi seperti itu adalah wajar. Mari kita simak penjelasan dalam artikel ini yang akan membantu Anda membuat pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan.

Fakta Seputar Obat Herbal

Untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik, Anda perlu mengetahui fakta-fakta penting seputar hal terkait. Hal yang sama berlaku dalam pertimbangan Anda untuk memutuskan apakah ingin menggunakan obat herbal atau tidak. Anda perlu mengetahui sejumlah fakta penting seputar obat herbal karena hal itu akan berpengaruh besar pada kehidupan Anda atau orang terdekat Anda. Karena meskipun obat herbal lebih aman daripada obat-obat farmasi modern, tetapi herbal bukannya tidak beresiko. Maka, mari kita simak satu-per satu peringatan dan rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan seseorang sewaktu mempertimbangkan pengobatan herbal?
Fakta 1: Obat Herbal Tidak Dapat Dikonsumsi pada Situasi Tertentu. 
Situasi seperti apa yang tidak memungkinkan seseorang mengonsumsi obat herbal? Pertama, orang-orang yang minum obat herbal tertentu hendaknya berhati-hati sewaktu hendak menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi.
Dr. John Neeld, presiden Perkumpulan Anestesiolog Amerika, menjelaskan, ”Berdasarkan pengalaman, telah dilaporkan bahwa beberapa jenis tanaman obat populer, termasuk ginseng, dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah. Itu dapat sangat berbahaya sewaktu anestesi diberikan.”
Dokter ini menambahkan, ”Tanaman obat lainnya, seperti ginkgo biloba, jahe, dan feverfew, dapat mengganggu penggumpalan darah sehingga sangat berbahaya sewaktu anestesi epidural diberikan—jika ada perdarahan dekat saraf tulang belakang, kelumpuhan bisa terjadi."
Kalangan ahli anestesi Amerika merekomendasikan para pasiennya untuk menghentikan penggunaan obat herbal tertentu setidaknya dua pekan sebelum operasi. Anjuran tersebut diberikan mengingat adanya kemungkinan resiko interaksi antara obat herbal dan obat anestesi, termasuk peningkatan peluang terjadinya peningkatan tekanan darah atau perdarahan selama terjadinya operasi.
Kedua, wanita hamil dan menyusui khususnya harus waspada akan resiko yang dapat diderita oleh si ibu dan bayinya akibat menggunakan obat herbal tertentu atau mengombinasikannya dengan obat konvensional tertentu. Jelaslah, sangat penting untuk mengetahui reaksi yang dapat terjadi apabila obat herbal tertentu digunakan atau dikombinasikan dengan obat yang diresepkan.
Jadi, Anda dianjurkan untuk menilai situasi dan kondisi yang sedang Anda hadapi. Anda dapat bertanya pada diri sendiri apakah Anda berada dalam situasi dimana Anda tidak dapat menggunakan obat herbal, seperti situasi di atas?
Fakta 2: Tidak Semua Orang Cocok dengan Obat Herbal Tertentu.
Seorang dokter yang menekuni pengobatan herbal dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur, Prapti Utami, mengatakan,  "Herbal tidak bisa diminum sembarangan karena respons tiap individu bisa berbeda satu sama lain. Meski punya keluhan sama, belum tentu herbal yang diberikan cocok antara satu pasien dan pasien lain."
Sebagai contoh, Jati Belanda yang dikenal sebagai pelangsing alami tubuh, tidak cocok digunakan pada penderita gangguan lambung karena memiliki efek mengiritasi lambung. Contoh lain, Daun sirsak juga dapat meningkatkan asam lambung bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Maka, penting untuk mencari tahu mengenai khasiat dan efek obat herbal tertentu yang Anda minati lalu periksalah apakah obat herbal tersebut cocok untuk kondisi tubuh Anda atau tidak.
Fakta 3: Khasiat Obat Herbal Tidak Secepat Obat Kimia.
Sekali lagi, Anda perlu memeriksa situasi Anda. Mengapa? Pada kasus darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.
Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus penyakit akut seperti kanker stadium akhir. Karena bersifat darurat, pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena relatif cepat.
Tidak seperti obat kimia yang bekerja dengan mengatasi gejala, obat herbal bekerja dengan berpusat pada sumbernya dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh yakni pada lingkup sel, jaringan, serta organ-organ yang bermasalah sehingga diharapkan bahwa pada akhirnya, tubuh sendirilah yang akan berperang melawan penyakit.
Itulah sebabnya, reaksi obat herbal tidak secepat obat kimia. Karena alasan itu, pada situasi darurat yang mengancam kehidupan, obat herbal tidak dapat digunakan. Maka, penting untuk memeriksa situasi dan kondisi Anda untuk menentukan apakah Anda dapat menggunakan obat herbal atau tidak.


ANEKA SAJIAN PBAT HERBAL

Ada beberapa teknik mengolah tanaman obat, yaitu dengan cara merebus, menyeduh, membuatnya sebagai serbuk, atau ekstrak tanaman obat yang sudah dikapsulkan.
Sadar atau tidak, seberapa besar pengaruh obat herbal bagi tubuh kita terutama untuk tujuan pengobatan, ternyata juga dipengaruhi oleh bentuk sajian obat herbal yang kita konsumsi.
Mari kita simak satu-persatu aneka teknik pengolahan obat herbal dan melihat bagaimana hal itu berpengaruh besar dalam proses pengobatan herbal yang sedang kita jalani.

Obat Herbal dan Aneka Teknik Pengolahannya

Merebus atau Menggodok Obat Herbal
Karena alasan kepraktisan, beberapa orang lebih menyukai pengolahan obat herbal dengan cara merebus atau menggodoknya berdasarkan resep para herbalis dan mungkin sedikit dimodifikasi dengan tambahan bahan lain untuk menambah cita rasa, tentunya dengan persetujuan herbalis.
Namun, perlu diketahui bahwa ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika merebus atau menggodok obat herbal. Dalam buku Herbal Indonesia Berkhasiat, Bukti Ilmiah & Cara Racik, terbitan Trubus, disebutkan bahwa ketika merebus bahan herbal, pemakaian wadah penting untuk diperhatikan.
Wadah dari besi dan alumunium tidak disarankan karena racun yang dikeluarkan bahan tersebut bisa mencemari ramuan herbal yang sedang dibuat sehingga dapat mengurangi khasiatnya dan bahkan bisa meracuni Anda.
Maka, penting untuk mengetahui alat atau wadah yang cocok untuk merebus atau menggodok herbal. Alat untuk merebus herbal yang dianjurkan adalah yang anti karat, tanah liat, kaca, atau email.
Menyeduh Obat Herbal
Cara pengolahan praktis lainnya yang sering dilakukan oleh orang-orang adalah dengan cara menyeduh, yakni herbal dicampur dengan air panas tanpa proses pemasakan. Ini biasanya digunakan untuk konsumsi herbal asal bunga, contohnya rosella dan daun segar. Seduhan juga biasa dilakukan pada herbal berbentuk serbuk. Serbuk bisa dibuat dari murni tanaman tunggal atau campuran dari beberapa jenis herbal.
Ekstraksi Obat Herbal yang Dikapsulkan
Ekstraksi adalah proses mengisolasi senyawa aktif dari tanaman obat dengan menggunakan pelarut seperti etanol. Dalam proses ekstraksi, dibutuhkan banyak bahan baku untuk mendapatkan senyawa aktif yang cukup dari proses tersebut. Misalnya, dari satu kilogram bahan tanaman obat hanya dapat diperoleh sekitar satu miligram senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan dengan optimal sebagai obat.
Tak heran, produk obat herbal yang sudah diekstraksi biasanya terlihat mencolok di pasaran karena harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan bentuk sajian herbal lainnya. Meskipun begitu, Anda tidak akan dikecewakan oleh manfaat yang dihasilkannya karena tanaman obat (herbal) yang sudah diekstraksi pengaruhnya jauh lebih kuat dan lebih aman untuk ginjal karena sudah berupa senyawa aktif sehingga tidak dibutuhkan waktu yang lama bagi tubuh untuk mencerna dan merasakan khasiatnya.
Peneliti obat-obatan alami dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Dr Subagus Wahyuono mengatakan, "kandungan senyawa aktif berkaitan dengan daya sembuh tanaman tersebut ketika sudah diolah menjadi obat (herbal). Semakin tinggi senyawa aktifnya, semakin cepat pula obat tersebut menyembuhkan penyakit."
Keunggulan lain, hasil ekstraksi tanaman obat biasanya dikapsulkan agar lebih praktis. Dengan pengkapsulan, masa simpan obat lebih tahan lama, lebih higienis, dan lebih aman karena terlindungi oleh selongsong kapsul. Yang tak kalah penting, obat herbal yang telah dikapsulkan telah terukur dosisnya sehingga sangat tepat digunakan dalam pengobatan.

"Mana yang Lebih Baik untuk Saya?"

Ya, ada banyak teknik pengolahan herbal yang dapat digunakan. Namun, patut diingat bahwa penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi. Menurut pakar naturopati Dr. Amarullah Siregar, pada dasarnya pemanfaatan herbal bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. Bila bertujuan untuk menjaga kesehatan, rebusan sederhana dapat dikonsumsi dengan catatan tidak adanya riwayat penyakit tertentu.
Tapi, racikan herbal sederhana tidak cukup lagi kalau sudah ada kelemahan dalam tubuh, baik karena faktor genetik atau memang mengidap penyakit tertentu. Karena itu, agar memberikan manfaat optimal, obat herbal yang dikonsumsi untuk pengobatan sebaiknya sudah dalam bentuk ekstrak serta sudah terukur dosisnya. Mengapa? Sekali lagi,  tanaman obat (herbal) yang sudah diekstraksi pengaruhnya jauh lebih kuat dan lebih aman untuk ginjal.


ARTIKEL KESEHATAN

 OABT HERBAL DAN REAKSI KERJANYA

Seperti yang dijelaskan dalam artikel sebelumnya, orang yang mengonsumsi herbal untuk pertama kalinya, mungkin akan dikejutkan oleh efek dan reaksi tidak menyenangkan yang dihasilkannya sehingga seringkali beberapa orang menyimpulkan bahwa mereka mengalami keracunan. Mari kita lihat reaksi seperti apa yang dimaksudkan dalam penjelasan berikut.

Reaksi Kerja Obat Herbal

Reaksi yang dimaksudkan di atas, biasanya akan muncul dalam bentuk yang berbeda-beda pada tiap orang. Terkadang, pada awal terapi herbal, perut Anda akan terasa seperti dikocok selama satu atau dua hari, pusing, mual, dan  sakit perut mungkin menyertainya.
Jika Anda mengalaminya, jangan khawatir! Secara umum dikatakan bahwa reaksi ini adalah efek penyesuaian tubuh, dimana tubuh menyesuaikan sistem metabolisme untuk bisa memanfaatkan pengobatan yang diberikan oleh herbal tersebut dan biasanya akan hilang setelah beberapa hari.
Selain efek penyesuaian tersebut, akan ada efek detoksifikasi, dimana tubuh mengeluarkan racun atau zat-zat berbahaya dari dalam tubuh ketika/setelah menerima pengobatan.
Reaksi yang mungkin muncul adalah batuk-batuk, pilek, demam, gatal-gatal, banyak mengeluarkan keringat, sering buang air kecil dan besar dan sekali lagi efek tersebut akan berbeda-beda pada tiap orang.
Jika Anda merasakan reaksi atau efek yang tidak menyenangkan tersebut, ketika/setelah menggunakan obat herbal, jangan menyerah dan menghentikan pengobatan yang diberikan, itu sama saja dengan menghentikan proses pengobatan dan pemulihan.
Jika Anda tidak yakin, konsultasikan dengan ahli herbal Anda dan ikuti petunjuk yang diberikan. Biasanya, ahli herbal akan menganjurkan Anda mengurangi dosis untuk meringankan efek tersebut dan memberikan waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan bekerjanya obat herbal.

Prinsip Kerja Obat Herbal

Seseorang yang memutuskan untuk menggunakan obat herbal sebagai pengobatan harus sabar menunggu hasilnya. Mengapa? Salah satu prinsip kerja obat herbal adalah reaksinya yang lambat. Tidak seperti obat kimia yang bisa langsung bereaksi, manfaat obat herbal umumnya baru dapat dirasakan setelah beberapa minggu atau beberapa bulan penggunaan.
Hal itu disebabkan, senyawa-senyawa berkhasiat di dalam obat herbal membutuhkan waktu untuk menyatu dalam metabolisme tubuh. Berbeda dengan obat kimia yang bekerja dengan cara meredam rasa sakit dan gejalanya, obat herbal bekerja dengan berfokus pada sumber penyebabnya yakni dengan membangun dan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh dengan memperbaiki sel dan organ-organ yang rusak. Tak heran, dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk merasakan efek obat herbal dibandingkan jika kita menggunakan obat kimia.
Alasan lain, kebanyakan obat herbal yang beredar di pasaran bukan berupa senyawa aktif yang diperoleh dari proses ekstraksi melainkan berasal dari bagian tanaman obat yang diiris, dikeringkan, dan dihancurkan. Artikel berikutnya, akan membantu Anda memahami kaitan antara bentuk sajian obat herbal dengan khasiat yang dihasilkannya.


Saat ini, penggunaan obat herbal semakin gencar karena selain terjangkau oleh masyarakat baik dari segi harga maupun ketersediaannya.
Hasil penelitian modern juga menunjukkan bahwa obat herbal memang terbukti efektif bagi kesehatan dan tidak terlalu menyebabkan efek samping seperti obat kimia.
Meskipun begitu, dalam suatu hal, selalu ada pro dan kontra. Demikian pula yang terjadi pada persoalan pemanfaatan obat herbal.
Ada yang menyukai pemanfaatan obat herbal karena kelebihan-kelebihan yang disebutkan di atas. Namun, ada juga beberapa orang yang menyangkal hasil penelitian tersebut dan boleh jadi berkomentar berdasarkan pengalaman mereka, bahwa minum obat herbal bisa membahayakan kehidupan.
Akibatnya, beberapa orang yang ingin mencoba, mungkin termasuk Anda, menjadi ragu dan bimbang. Mari kita cari tahu, apakah memang benar seperti itu?

Obat Herbal, Apakah Berbahaya?

Ketika Anda mempertimbangkan untuk menggunakan obat herbal, Anda perlu mempertimbangkan hal-hal penting seputar produk herbal tersebut seperti:
Bagaimana Saya Yakin Bahwa Obat Herbal Ini Aman?
Beberapa orang meragukan keamanan obat herbal karena banyak berita negatif mengenai pemalsuan obat herbal. Bagaimana Anda bisa mengantisipasi hal itu? Pastikan bahwa obat herbal yang Anda beli sudah mendapatkan izin edar resmi. Belilah dari produsen dan sumber yang terpercaya, jangan membeli dari pedagang obat asongan mengingat banyaknya pemalsuan obat bahkan pada obat yang sudah memiliki izin edar resmi.
Seorang apoteker di Benin City, Nigeria, memperingatkan, ”Bagi pedagang obat asongan, menjual obat adalah sekadar bisnis. Mereka memperlakukan obat seperti permen atau biskuit. Obat-obatan yang mereka jajakan sering kali sudah kedaluwarsa atau palsu. Orang-orang ini tidak tahu apa-apa tentang obat-obatan yang mereka jual.”
Apakah Obat Herbal Ini Sesuai Kebutuhan dan Kondisi Saya? Bagaimana dengan Efek Sampingnya?
Pastikan Anda mengetahui bahan pembuatnya dan jangan segan bertanya pada herbalis atau konsultan penjualan mengenai khasiat dan reaksi obat herbal tersebut. Mengapa? Prapti Utami, dokter yang menekuni pengobatan herbal dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur, menjelaskan alasannya, "Herbal tidak bisa diminum sembarangan karena respons tiap individu bisa berbeda satu sama lain. Meski punya keluhan sama, belum tentu herbal yang diberikan cocok antara satu pasien dan pasien lain."
Sebagai contoh, Jati Belanda yang dikenal sebagai pelangsing alami tubuh, tidak cocok digunakan pada penderita gangguan lambung karena memiliki efek mengiritasi lambung. Contoh lain, Daun sirsak juga dapat meningkatkan asam lambung bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Karena alasan itu, penggunaan obat herbal umumnya dikombinasikan dengan herbal lain yang berkhasiat mengatasi efek tersebut.
Beberapa orang tidak mengetahui fakta tersebut sehingga boleh jadi mereka menyimpulkan bahwa obat herbal tertentu membahayakan. Maka, penting untuk mencari informasi tentang obat herbal yang ingin Anda gunakan untuk membantu Anda  memilih obat herbal yang cocok dan sesuai untuk Anda.
Bagaimana Penggunaan Obat Herbal yang Tepat?
Pastikan bahwa Anda mengerti dan mengikuti instruksinya. Doktor Logan Chamberlain, penulis sebuah buku tentang suplemen herbal, mengatakan, ”Hampir setiap laporan pada tahun-tahun terakhir mengenai efek berbahaya dari obat herbal berasal dari kasus orang-orang yang tidak mengikuti petunjuk. . . . Rekomendasi dosis pada produk yang andal adalah aman dan bahkan hati-hati sekali. Jangan mengabaikannya kecuali Anda mendapat nasihat yang bagus dari ahli herbal yang terlatih.” Sekali lagi, Jangan segan bertanya kepada ahli herbal tentang penggunaan obat itu. Anda berhak mengetahuinya. Bagaimanapun juga, tubuh Anda sendirilah yang akan menanggung akibatnya.
Jika Anda tidak menggunakan obat herbal dengan tepat, Anda mungkin tidak akan sembuh. Anda perlu mengetahui seberapa banyak obat yang harus diminum, kapan meminumnya, dan untuk berapa lama. Anda juga perlu mengetahui makanan, minuman, dan obat-obat lain apa atau aktivitas apa yang harus dihindari sewaktu meminum obat herbal.
Sekarang, apa jawaban Anda untuk pertanyaan di atas? Ingat, tidak semua obat herbal cocok untuk setiap orang meskipun keluhannya sama. Jadi, bahaya atau tidaknya obat herbal tidak bergantung pada obat herbal itu semata tapi banyak bergantung pada diri Anda sendiri.
Anda bisa bertanya pada diri sendiri: Apa obat herbal yang saya pilih? Apakah saya mendapatkannya dari sumber yang terpercaya? Apakah itu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh saya? Bagaimana saya menggunakannya, apakah sesuai dengan anjuran yang diberikan? Obat apapun bahkan yang paling efektif sekalipun dapat menjadi racun mematikan jika tidak digunakan semestinya.
Hal lain yang perlu Anda ketahui, kecurigaan pada keamanan obat herbal seringkali juga disebabkan oleh reaksi obat herbal pada awal terapi. Pada awal terapi, orang yang mengonsumsi herbal mungkin tampak menjadi lebih parah sebelum menjadi lebih baik. Reaksi seperti apa yang dimaksud?
Baca dalam halaman Reaksi Kerja Obat Herbal untuk mendapatkan penjelasan lebih jauh mengenai bagaimana reaksi dan cara kerja obat herbal. Artikel tersebut akan membantu Anda memahami prinsip kerja obat herbal dalam tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar